Blogger Widgets

Selasa, 13 Januari 2015

Kisah tentang keberhasilan Usaha Kecil Menengah (UKM) selalu menarik untuk disimak.  UKM hidup melekat di tengah masyarakat untuk memperkuat kegiatan ekonomi lokal, regional, nasional bahkan internasional.  Kisahnya selalu unik, karena dibelakangnya ada orang-orang yang tangguh, yang mengenali dan menguasai lingkungannya, dan mencoba memberikan nilai tambah dalam kehidupan sosialnya. Uniknya adalah ia hidup alamiah seperti tanaman.  Ketika tanaman baru berbentuk benih, tidak seorang pun melihatnya.  Benih itupun bersusah payah beradaptasi dengan lingkungannya.  Kadang benih kekurangan air, terendam air, bahkan juga termakan serangga,.. tidak seorang pun tahu.  Bila benih itu akhirnya mati.. tamatlah riwayatnya, dan ini jumlahnya sangat banyak.  Bagi benih yang bertahan, maka ia pun masih melanjutkan  hidup dalam situasi yang tidak mudah.  Bila kuat dan tangguh maka ia pun berhasil menghasilkan buah atau hasil panenan.  Tanaman inilah wujud UKM yang berhasil, yang diperankan para entrepreneur.
Namun, UKM yang berhasil… sering galau, mengapa? Karena keberhasilannya sering diklaim, ditiru, atau dijadikan referensi orang lain.  UKM dikunjungi, dilihat, dan difoto untuk kepentingan pihak lain.  Padahal yang mereka butuhkan adalah solusi atas masalah yang dihadapi, misalnya teknologi, manajemen, atau pemasaran.
Berikut ini adalah kisah UKM yang penulis rekam dalam kegiatan monev internal (monevin) Ipteks bagi Pengembangan Ekspor (IbPE) di Universitas Widyagama Malang, pada tanggal 21 Agustus 2014.  IbPE adalah skim kegiatan pengabdian masyarakat yang dibiayai Dirjen Dikti, untuk memberikan solusi peningkakan produksi UKM yang berorientasi ekspor.  Kegiatan IbPE memang berorientasi solusi masalah sesuai kebutuhan UKM, bukan perihal kosmetik yang membuat galau UKM.
Kunjungan pertama adalah ke UKM produksi janggelan, lengkapnya adalah IbPE USAHA KECIL MENENGAH JANGGELAN PUDER DAN SARI APEL CELUP  (Pengusul Prof. Dr. Ir. Sukamto, MS).  Janggelan, nama yang aneh, tidak populer, paling tidak bagi penulis. Di UKM ini, tanaman janggelan diolah menjadi bubuk (powder) agar-agar hitam, atau yang populer dengan nama cincau hitam.  Cincau hitam merupakan makanan sehat kaya serat, yang populer di negara Taiwan, China, Korea dan Asean.
UKM dengan label UD INTAN SARI JANGGELAN ini terletak Jl. Parangargo no 9, kecamatan Wagir, kabupaten Malang.  Pemilik UKM, yakni pak Gatot (dan ibu Endang, No HP 081252540807, 0341-8674455), telah mengusahakan produksi agar-agar hitam janggelan sejak tahun 2007, dan telah diekspor ke negara-negara Asia. Bahan baku tanaman Janggelan didapatkan dari wilayah Pacitan, Ponorogo dan sekitarnya.  Menurut pak Gatot, janggelan juga ditanam di Malang Selatan tetapi rendemennya hanya sekitar 30 persen, sementara rendemen janggelan Pacitan mencapai 65 persen.  Ia berterimakasih kepada Prof. Sukamto (dosen Universitas Widyagama Malang) yang telah membantu dalam hal (i) produksi, yakni menyediakan mesin pemasak dan bangunan pengering; (ii) manajemen keuangan, yakni tata kelola, pembukuan dan stok, dan sistem akuntansi, dan (iii) standarisasi mutu produk, termasuk sertifikasi halal.
Tanaman Janggelan (sumber: http://photo.kontan.co.id)
Pak Gatot awalnya ragu dengan gagasan peningkatan produksi yang ditawarkan Prof Sukamto.  Itu adalah wujud kegalauan beliau.  Beliau sering menerima kunjungan orang-orang dari Pemda, dosen, peneliti atau mahasiswa, yang sekedar bertanya-tanya dan berfoto sekedar reportase, untuk kepentingan mereka sendiri.  Ada pula yang menjanjikan bantuan tertentu, namun setelah itu, mereka menghilang tanpa kabar.  Adapun bantuan dari kegiatan IbPE Prof Sukamto itu sangat nyata dan berkelanjutan, untuk menyelesaikan masalah dan kendala produksi.  Bantuan IbPE bahkan memberi semangat dan gairah untuk maju dan menghadapi tantangan.  Bantuan teknis dan manajemen IbPE itu dapat meningkatkan produksinya hingga 200 persen dari kondisi sebelumnya.
IbPE  janggelan widyagama2
IbPE pengering janggelan
Pasar produk UKM janggelan ini telah mencapai Jakarta.  Sebagian produknya menggunakan kemasan sendiri, sebagian lainnya dikemas oleh pemesan.  Untuk meningkatkan kapasitas pasar, pak Gatot mengupayakan standar mutu produk, serta membuka kerjasama dengan pihak lain untuk repackaging.  Sejauh ini, ia belum mampu membuat merk sendiri karena kuatnya persaingan.  Untuk memenuhi kebutuhan ekspor pun ia masih menggunakan jasa pihak lain.
Kunjungan kedua adalah ke UKM pasir kucing, lengkapnya IbPE Kelompok Usaha Pasir Kucing (Cat Litter) di Kabupaten Tulungagung Jawa Timur (pengusul Ir. Candra Aditya, MT).  Nama produk ini pun tidak kalah asing.  Pasir kucing adalah produk pasir yang digunakan oleh rumah tangga yang memiliki hewan peliharaan kucing.  Pasir itu oleh kucing atau anjing menjadi pilihan utama untuk kencing atau buang kotoran.  Begitu kucing menyelesaikan hajatnya, cairan kencing bereaksi dengan pasir menimbulkan bau wangi, misalnya jeruk, apel, lavender, atau bau lain sesuai selera.   Pasir kucing, bukan hanya menjaga kebersihan rumah, tetapi juga dapat digunakan sebagai ‘pupuk’ untuk taman. Produk pasir kucing ini dapat dibeli di supermarket di kota-kota besar dengan label produk impor Cina atau Eropa.  Padahal itu adalah produk domestik, diantaranya adalah yang diproduksi di Tulungagung.
Sugianto, pengusaha pasir kucing
Sugianto, pengusaha pasir kucing
UKM pasir kucing terletak di kecamatan Ngunut, kabupaten Tulungagung.  UKM ini mengambil bahan baku batuan bentonit (masuk kelompok galian tipe C) dari kecamatan Binangun, kabupaten Blitar.  Bentonit adalah nama mineral sejenis monmorilonitik yang kaya liat tipe 2:1.  Bentonit memiliki fungsi menyerap air, kation dan senyawa lain; sehingga memiliki manfaat yang tinggi bagi kehidupan manusia, dalam bidang pertanian, perikanan, dan industri kimia secara umum.  Bentonit ini yang dapat menyerap bau urine atau udara yang tidak sedap.
Pengusaha UKM bernama bapak Sugianto, yang menekuni usaha ini sejak 2008.  Bantuan IbPE untuk UKM pasir kucing adalah penyediaan mesin granulator untuk menambah kapasitas produksi.  Harus diakui bahwa proses produksi pasir kucing ini relatif rumit dan panjang, melibatkan banyak pelaku.   Secara ringkas tahapan produksinya adalah (i) penggilingan batuan, dilakukan oleh rumah tangga sekitarnya, (ii) pengumpulan powder batuan, (iii) granulasi, dibantu mekanisme spraying air, (iv) pewarnaan putih, dangan kalsium, (v) pemberian bahan pewangi, (vi) pengeringan, (vii) pengayakan (sieving), dan (viii) packaging.  Usaha ini secara umum memerlukan ketrampilan sedang, meski awalnya memerlukan ujicoba campuran komposisi dan penguasaan bahan.  Satu workshop memerlukan rata-rata sepuluh orang pekerja, diluar pekerjaan penggilingan yang dilakukan oleh rumah tangga.
IbPE pasir kucing widyagama
IbPE pasir kucing widyagama1Sugianto, yang juga merupakan pengusaha ikan gurami, menyatakan bahwa pasar pasir kucing masih sangat luas.  Produknya sudah dibeli oleh pengusaha asal Surabaya (pemilik merek dagang).  Melalui bantuan IbPE, ia mengembangkan workshop lainnya untuk meningkatkan produksi dan memperluas pasar. Kemampuannya terbatas hanya pada memproduksi saja.  Perihal pasar, distribusi dan ekspor sudah ada pihak yang menangani, sehingga tidak ada tenaga khusus pemasaran.  Meskipun harga yang diterima relatif rendah, ia cukup puas dengan usaha ini, selain memberikan kesempatan kerja bagi penduduk desa.  Menurut pria yang berusia 40 tahun ini, umumnya produsen pasir kucing menggunakan label asing untuk meningkatkan nilai jual.
Pak Sugianto dan tim LPPM Univ Widyagama Malang
Pak Sugianto dan tim LPPM Univ Widyagama Malang
Dari tempat IbPE pasir kucing, penulis dan rombongan mengunjungi kampung coklat.   Kampung coklatterletak di desa Plosorejo, kecamatan Kademangan, kabupaten Blitar, sekitar 30 kilometer dari pusat Kota Blitar (leaflet lihat disini).  Kami tiba di suatu workshop coklat sekitar jam 16.30.  Walaupun sudah selesai jam kerja, namun kami diberi kesempatan memasuki workshop dan melihat-lihat pemandangan di dalamnya.  Kami ditemui oleh seorang pemuda bernama Kholid, yang menjelaskan aktivitas workshop tersebut.
kampung coklat widyagama
kampung coklat widyagama2
kampung coklat widyagama5Hal yang membanggakan bahwa di workshop coklat ini, sesungguhnya menjadi obyek wisata pendidikan perihal budidaya, pengolahan, dan produksi coklat yang dikemas menghibur dan memuat pengetahuan.  Disini ditemui antara lain kebun mini tanaman kakao, tempat pengeringan, pengolahan (fermentasi), pembuatan coklat, gerai (toko) coklat, dan taman bermain.  Area workshop ini mencakup kurang lebih sekitar 0.6 ha.  Pemandangan yang menyolok sekaligus indah adalah kebun mini kakao yang sedang berbuah beraneka warna. Kanopi pohon kakao membentuk gazebo dimana dibawahnya tersedia meja dan kursi untuk pengunjung yang beristirahat atau menikmati minuman coklat.
Kebun mini kakao (http://www.antarajatim.net)
Area workshop ini memang agak tersembunyi, terletak dibelakang rumah penduduk.  Penandanya hanya sebuah papan baliho di tepi jalan desa.  Petunjuk ke arah workshop ini pun sangat terbatas di sepanjang jalan yang kami lalui. Karenanya, pengunjung dari luar kota akan kesulitan menuju tempat ini.  Semoga pemeritah kabupaten Blitar atau pihak lain segera memberi solusi atas hal ini.
Menurut pak Kholid, workshop ini diorganisasikan oleh koperasi Guyup Santosa.  Koperasi menerima buah kakao dari anggotanya, dan kemudian mengolahnya di workshop yang baru dibuka sekitar enam bulan yang lalu. “Kami masih berbenah, perijinan hingga pendaftaran merk sedang diupayakan.  Merk produk coklat adalah Gusant, terkesan berbau nama Prancis atau ke barat-baratan.  Padahal itu adalah singkatan dari nama koperasi Guyup Santosa”, kata pria yang berputra seorang itu.  Inovasi produk, kemasan, jasa layanan dan promosi koperasi masih terus dikembangkan.  Yang jelas, kampung coklat mulai dikenal, melalui media massa, internet, TV, atau kerjasama wisata dengan biro perjalanan.
kampung coklat widyagama4Saat masuk ke toko (showroom) coklat, penulis menyaksikan berbagai produk coklat dalam berbagai kemasan di etalase.  Kami dipersilakan mencoba tester butiran coklat sebesar biji kopi, ada rasa coklat original, karamel, milk, dan crispi.  Tampilan dan interior desain showroom dan etalase cukup baik dan bersih.  Showroom berukuran sekitar 30 m persegi, memuat sekitar 20 pengunjung.  Bila ramai, dipastikan kenyamanan pengunjung di showroom terganggu.  Penulis berharap showroom diperluas, diisi dengan produk yang bervariasi, diberi pendingin udara dan pencahayaan, dan layanan kasir yang cepat, paling tidak meniru toko coklat Singapura.
Produk coklat GuSant dari kampung coklat Blitar tersebut tidak berbeda dengan produk bermerk di pasaran atau di supermarket kota besar Indonesia. Penulis pernah membeli oleh-oleh coklat dari Prancis, Ceko, Arab Saudi, Singapura atau Cina, serta yang dijual di bandara Bangkok, Amsterdam, dan Kuala Lumpur.  Rasa coklat luar negeri tersebut tidak berbeda signifikan dengan coklat Blitar. Yang berbeda menyolok adalah dari segi kemasannya, dimana coklat luar negeri dikemas lebih mewah dan menarik.  Untuk harga, tentu saja di kampung coklat ini lebih murah. Di etalase lain,  tersedia coklat bubuk dalam kemasan besar dan sachet sekali minum.  Pak Kholid menyatakan bahwa workshop coklat membuka peluang kerjasama untuk memperluas pasar, melalui repackaging atau membuat lebel sendiri.
Pak Kholid dan penulis
Pak Kholid dan penulis
Di workshop coklat ini, tersedia paket wisata untuk mempelajari coklat, diperuntukkan bagi segala kelompok usia.  Paket wisata meliputi budidaya dan olahan tanaman kakao, melihat proses produksi cokelat, cara menghias cokelat, sampai mengenal bisnis coklat. Peserta wisata memperoleh layanan fasilitas minuman cokelat, dan membawa pulang cokelat yang sudah mereka hias. Harga paket wisata kampung coklat adalah 10 ribu rupiah per anak (usia TK), 20 ribu rupiah per siswa SD/SMP, 30 ribu rupiah persiswa SMA, dan 50 ribu rupiah per orang dewasa atau umum.   Jelasnya, ini cocok untuk wisata keluarga.  Kunjungan oleh wisatawan atau tamu dari luar negeri juga sering terjadi.  Mereka umumnya memberikan kesan yang baik dengan kampung coklat.
Kisah kunjungan diatas membuka mata untuk keteladanan hidup.  Para entrepreneur UMKM menampilkan kerja keras, kesungguhan, dan ketangguhan untuk bertahan dan menemukan nilai tambah.  Kunjungan tersebut juga memberikan pemahaman terhadap kehidupan UKM.  UKM dengan berbagai tantangannya harus dikenali dan dibantu, agar dapat maju dan berkembang.  Membantu mengenali, menyebarkan dan mempromosikan keberadaan UKM dapat mengembangkan sikap positif bagi pembangunan ekonomi.
Malang, 25 Agustus 2014


link : http://widyagama.ac.id/iwan-nugroho/2014/08/mengunjungi-ukm-janggelan-pasir-kucing-dan-kampung-coklat/

UMKM yang menjanjikan


Usaha kecil menengah (UKM) adalah salah satu motor penggerak perekonomian di negara kita, bahkan menurut informasi yang saya baca di berbagai media informasi, Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan ‘tulang punggung’ perekonomian di Indonesia. Usaha kecil menengah (UKM) yang ada di negara kita ini menyumbang sekitar 60% dari PDB (Product Domestic Bruto) dan juga memberikan kesempatan kerja pada banyak masyarakat kita. Jadi, bisnis UKM (Usaha Kecil Menengah) di Indonesia akan terus berkembang dan memberikan peluang usaha bagi mereka yang menyukai dunia wirausaha.
Walaupun dunia usaha di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, tidak sedikit dari antara kita yang kesulitan untuk memilih jenis usaha yang akan digeluti. Alasannya beragam, ada yang sulit memulai usaha karena kurangnya modal, kurang pengalaman, tidak punya pengetahuan bisnis, tidak mengerti cara pemasaran bisnis, dan masih banyak lagi kendala lainnya. Tentu saja semua kendala dan tantangan ini tidak membuat kita berhenti berusaha dalam membangun bisnis sendiri, karena setiap usaha memang akan selalu punya tantangan tersendiri yang harus dilalui.
Nah bagi Anda yang ingin memulai usaha sendiri, berikut ini kami rangkum beberapa bisnis UKM (Usaha Kecil Menengah) yang cukup menjanjikan, bahkan diantaranya bisa kita jalankan dengan modal yang kecil.

1. Bisnis UKM di Bidang Kuliner

Bisnis kuliner adalah jenis usaha yang akan selalu laris sepanjang masa, alasannya karena makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang tidak bisa lepas dari kehidupan kita. Bisnis kuliner ini pun punya banyak kategori, mulai dari makanan ringan (camilan), minuman, hingga makanan pokok. Semua kategori di bisnis kuliner ini (camilan, minuman, makanan pokok) punya potensi yang sangat bagus, tergantung cara kita dalam memasarkannya.
Salah satu contoh bisnis kuliner camilan yang cukup sukses adalah bisnis Tahu Jeletot Taisi yang dimiliki oleh Bapak Rudi dari Depok. Usaha tahu jeletot pedas yang dipasarkan melalui internet dengan sistem waralaba ternyata membuahkan hasil yang luar biasa. Saat ini pengusaha tahu jeletot tersebut sudah memiliki banyak mitra di sekitar Jabodetabek.
Sedangkan bisnis kuliner yang cukup sukses untuk kategori makanan utama adalah bisnis Angkringan Nasi Kucing 78 milik Bapak Bayu dari Jogjakarta. Bisnis ini menawarkan sistem waralaba dan dipasarkan melalui media online, dan saat ini pihak pengelola Angkringan Nasi Kucing 78 sudah memiliki banyak mitra di berbagai daerah.
Selain dua bisnis kuliner yang saya sebutkan di atas, masih ada banyak sekali peluang usaha kuliner yang bisa Anda geluti. Silahkan baca artikel tentang #bisnis kuliner lainnya.

2. Bisnis UKM di Bidang Fashion

Sama halnya dengan bisnis kuliner, bisnis fashion (pakaian) adalah jenis bisnis yang sangat potensial dan akan selalu dicari oleh banyak orang. Alasannya sangat sederhana, pakaian adalah kebutuhan sekunder bagi manusia, dan manusia sekarang ini punya banyak keinginan untuk model pakaian mereka.
Bisnis fashion memiliki banyak sekali kategori yang bisa dimanfaatkan, misalnya kategori pakaian pria atau wanita, pakaian muslim, pakaian model korea, dan masih banyak lagi. Salah satu bisnis busana muslim yang cukup sukses adalah Jilbab Rabbani yang membidik target market khusus wanita muslimah. Jilbab Rabbani juga memberikan kesempatan kepada pengecer untuk mendapatkan keuntungan dari penjualan produk mereka dengan cara menjadi reseller.
Yang menarik dari bisnis fashion saat ini adalah, kita bisa bisa memiliki bisnis fashion dengan modal yang sangat minim namun potensi keuntungannya cukup menggiurkan. Banyaknya suplier fashion yang menawarkan sistem penjualan dengan cara reseller ataupun dropship, sehingga kita cukup mengeluarkan modal yang relatif kecil untuk memulai bisnis ini.

3. Bisnis di Bidang Pendidikan

Pendidikan adalah modal penting bagi perkembangan tiap generasi sebuah bangsa. Boleh dibilang bangsa yang memperhatikan pendidikan generasi penerus mereka adalah bangsa yang akan sukses di segala lini. Nah, karena begitu pentingnya pendidikan dan masih kurangnya sarana pendidikan yang ada di negara kita ini, maka ini bisa menjadi peluang usaha yang bisa dimanfaatkan oleh mereka yang memiliki keterampilan atau keahlian di bidang tertentu.
Sebenarnya ada banyak sekali jenis usaha kecil menengah yang bergerak di bidang pendidikan, salah satunya adalah lembaga pendidikan robot terbesar di Indonesia, yaitu Robota Robotics School. Lembaga pendidikan ini memang belum menyentuh semua kalangan, namun perlahan dan pasti dunia pendidikan robotika akan menyebar ke seluruh masayarakat Indonesia.
Contoh lain bisnis UKM dibidang pendidikan adalah lembaga pendidikan bahasa Inggris, International Language Program (ILP). Perkembangan dunia kerja dan dunia usaha yang mengharuskan kita memiliki kemampuan dalam berbahasa Inggris tentunya bisa menjadi sebuah peluang usaha. ILP menawarkan bisnisnya dengan sistem waralaba, sehingga mereka yang tertarik dengan bisnis ini bisa memiliki usaha sendiri tanpa harus memulainya dari nol. Jadi, peluang usaha di bidang pendidikan memang sangat potensial.

4. Bisnis di Bidang Otomotif

Perkembangan dunia otomotif di Indonesia mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Lihat saja jumlah sepeda motor dan mobil yang semakin banyak, tentunya ini bisa menjadi salah satu peluang usaha bagi mereka yang jeli memanfaatkannya. Bisnis otomotif tidak harus besar, yang penting hasilnya menguntungkan dan jangka panjang.
Beberapa usaha yang bisa dimanfaatkan di bidang otomotif adalah jasa bengkel dan spare part, jasa cuci motor/mobil, menjual perlengkapan kendaraan bermotor, dan masih banyak lagi. Banyak sekali ceruk di bisnis otomotif yang bisa kita manfaatkan, misalnya menjual helm sepeda motor. Bagi sebagian orang mungkin jualan helm itu biasa saja, namun bagi mereka yang jeli pasti akan bisa mendapatkan keuntungan besar hanya dari berjualan helm sepeda motor.

5. Bisnis UKM di Bidang Agrobisnis

Anda pasti pernah mendengar lagu Koes Plus “Orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat, kayu dan batu jadi tanaman…”. Yup, negara kita memang terkenal dengan berbagai tanaman yang dimanfaatkan sebagai bahan pangan dan kebutuhan lainnya, mulai dari beras, aneka sayuran, aneka buah-buahan, dan tanaman penting lainnya. Kebutuhan akan bahan pangan dan nutrisi nabati tentunya membuat bisnis UKM agrobisnis di bidang pertanian akan terus dibutuhkan masyarakat Indonesia, bahkan kita bisa mengekspor ke luar negeri.
Bisnis UKM di bidang Agrobisnis lainnya adalah peternakan. Seperti kita ketahui, protein hewani adalah salah satu kebutuhan pokok manusia, itulah sebabnya mengapa bisnis peternakan akan selalu dibutuhkan. Sayangnya, walaupun usaha agrobisnis peternakan telah menelurkan banyak miliuner sukses di Indonesia, belum banyak pengusaha muda yang menggeluti bidang ini karena dianggap kolot dan hanya cocok untuk masyarakat pedesaan.

6. Bisnis di Bidang Teknologi Internet

Bukan rahasia lagi bahwa internet memberikan banyak sekali peluang usaha bagi kita. Bukan hanya pada mereka yang telah memiliki bisnis REAL, tapi juga pada mereka yang belum memiliki bisnis. Yang saya maksudkan di sini adalah bisnis internet yang memang khusus dibangun untuk bisnis internet jangka panjang, atau biasanya disebut dengan #startups bisnis.
Ada banyak jenis startup yang ada di Indonesia, mulai dari startup di bidang #eCommerce, media online, aplikasi, dan lain-lain. Salah satu startup bisnis yang unik adalah komik digital Si Juki yang menawarkan konten segar dan lucu bagi para pembacanya. Startup Indonesia lainnya yang cukup populer adalah Buka Lapak, yaitu situs ecommerce yang mempelopori keamanan transaksi online. Masih banyak startup lainnya yang sedang berkembang di Indonesia, ini membuktikan bahwa pasar online merupakan pasar yang sangat potensial.
Di atas tadi adalah 6 bisnis UKM/ Usaha kecil menengah yang sangat menjanjikan di masa-masa yang akan datang. Mungkin masih ada beberapa jenis usaha yang belum kami tuliskan di artikel ini. Bila Anda punya ide bisnis lainnya, silahkan tambahkan melalui kolom komentar di bawah. Terimakasih :)

Contoh Kesuksesan Usaha Kecil Menengah Di Indonesia

Perkembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) di Indonesia pada beberapa tahun ini terbilang sangat cepat. Menengok ke belakang, Indonesia yang termasuk dalam 5 besar negara dengan populasi terbesar  di dunia sempat mengalami masa-masa sulit terlebih lagi pada saat krisis moneter pada tahun 1998. Pada saat itu, GDP  Indonesia turun sebesar 13% bahkan nilai tukar rupiah naik menjadi Rp. 14 ribu  per US$. 1. Akan tetapi hal tersebut justru memicu reformasi ekonomi dimana membuat Indonesia menjadi pasar ekonomi yang sangat potensial dalam beberapa dekade setelah krismon. Dan ketika itu sektor usaha kecil menengah memegang peranan vital dalam perekonomian negara karena tetap bertahan di tengah carut marutnya kondisi dan kolapsnya BEI. Di Indonesia, Usaha kecil menengah dibagi menjadi 3 yaitu:
  1. Perusahaan Mikro
  2. Perusahaan Kecil
  3. Perusahaan Medium
Klasifikasi pembagian perusahaan tersebut diambil berdasarkan total aset perusahaan dimana usaha mikro memiliki aset sampai dengan Rp. 50 juta, sedangkan usaha kecil mempunyai aset dengan rentang sebesar Rp. 50 juta dan kurang dari Rp. 500 juta. Dominasi perusahaan mikro, kecil, dan menengah sendiri menguasai sekitar 99% dari seluruh perusahaan dan bisnis di Indonesia.
Meskipun dikenal sebagai salah satu negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara, tingkat pengangguran di Indonesia terbilang sangat tinggi, sekitar 6,4% atau peringkat ke-2 setelah Filipina. Namun, eksistensi usaha sektor ini memegang peranan penting dalam sistem tenaga kerja. Diperkirakan sekitar 99 juta orang pada usia produktif bekerja dalam sektor usaha ini, dan total GDP yang mereka setorkan kepada pemerintah mencapai 47%, sedangkan sisanya dari sektor pertanian dan jasa. Sedangkan industri besar di Indonesia hanya berkisar 0,1% dari seluruh perusahaan di Indonesia.
                Kesuksesan sektor usaha ini pun patut diacungi jempol, terlebih lagi pada tahun 2012 tercatat ada contoh 3 perusahaan kecil menengah di Indonesia yang mampu memasuki pasar Internasional. Mengetahui hal itu, Presiden RI memberikan penghargaan bernama Primaniyarta 2012 kepada perusahaan-perusahaan kecil menengah tersebut. Bahkan pada tahun 2012, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan merilis daftar ketiga perusahaan berprestasi itu:
  1. PT IKA Indo Industri Karbonik
Perusahaan yang bergerak dalam pemanfaatan limbah batok kelapa sebagai produk ramah lingkungan ini mampu melakukan ekspor ke daerah AS, Eropa dan Cina. Pada tahun 2011 mereka memperoleh nilai eskpor mencapai US$. 7,3 juta.
 
  1. Usaha Dagang (UD) Bandar Mina
Perusahaan ini berasal dari Provinsi Bali bagian Utara yang telah melakukan ekspor ikan Kerapu ke salah satu negara di Asia, Cina.
  1. PT Bambu Media Cipta Persada.
UKM ini sendiri bergerak dalam bidang IT atau developer aplikasi dan program. Tujuan ekspor mereka adalah Eropa, AS, dan pasar Korea.

Berkat keuletan, ketekunan, dan kegigihan, pengusaha kecil itu mampu meraup untung puluhan juta rupiah.

Tahu isi tuna dan berbagai produk olahan dari ikan tuna, memang tidak sepopuler makanan lain. Namun jika sedang berkunjung ke Pacitan, tidak ada salahnya Anda mencoba mencicipinya. Uniknya, meskipun produk olahan tersebut buatan Pacitan, justru laris manis di kota-kota besar di Indonesia. Semua itu berkat keuletan, ketekunan, dan kegigihan lelaki bernama Sukiran. Mau tahu kisah suksesnya?
Menjelang akhir tahun 2011, wartawan Majalah Sains Indonesia mendapat kesempatan mengunjungi sentra industri pengolahan tahu isi tuna dan berbagai produk olahan ikan tuna di Telengria, Kabupaten Pacitan. Menjelang siang, suhu udara mulai menghangat. Sinar matahari yang menyengat, seolah membakar semangat para pekerja.
Suhu panas makin meningkat tatkala penulis memasuki dapur milik Sukiran. Dapur itu menempel di sebelah rumahnya. Beberapa tungku masak, tampak mengepul mengeluarkan uap panas. 12 orang karyawannya terlihat sibuk mengerjakan pekerjaannya masing-masing. Di dapur kerjanya inilah Sukiran mengolah berbagai macam produk makanan dari bahan baku ikan tuna.
Usaha Sukiran diawali dari ketidaksengajaan. Maklum, pria yang tinggal di RT 05 RW XII, Telengria, Sidoharjo, Pacitan ini, sebelumnya hanyalah pedagang ikan keliling. Lelaki berusia 40 tahun ini mulai melirik berbagai produk makanan berbahan baku ikan tuna setelah melihat pasokan ikan tuna di Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Pelabuhan Pacitan yang melimpah. "Sejak ada TPI, ikan sangat melimpah. Hasil tangkapannya juga besar-besar. Dari sinilah, pikiran saya mulai terbuka untuk memulai usaha baru," ungkap Sukiran yang memulai usahanya sejak 2009 ini.
Salah satu produk olahan yang ada dipikirannya saat itu adalah tahu isi. Berbekal Rp 5.000, ia membeli tahu ke pasar. Tahu kemudian diolah menjadi produk makanan yang mempunyai nilai jual lebih tinggi, yaitu tahu isi ikan tuna. Tahu hasil olahannya dijual ke pasar terdekat. Usahanya tidak sia-sia, tahu isinya selalu habis terjual.
Ia yakin, dagangannya laku. Sukiran mulai meningkatkan pembelian tahu Rp 10.000. Tahu isinya juga ludes terjual. Pembelian tahu pada hari berikutnya Rp 39.000. Dengan modal tersebut, ia bisa mengemas tahu isi tuna menjadi 35 bungkus. Satu bungkus kemasan tahu isi tuna berisi 10 tahu. Merasa optimistis dagangan selalu habis terjual, ia mulai memberanikan diri menambah pembelian tahu hingga Rp 100.000. Berawal dari situlah, penjualan tahu isinya mulai mengalami peningkatan pesat.
Ia mulai kewalahan dengan permintaan pesanan. Maklum, alat pengaduk daging olahannya saat itu terbilang masih tradisional. Ia sempat mencoba dengan blender, namun alat tersebut tidak mampu untuk mengolah daging dalam kapasitas yang banyak.
Artikel selengkapnya bisa anda dapatkan di Majalah SAINS Indonesia Edisi Perdana

sentra ikat jumput magang

Salah satu kegiatan pembinaan yang dilakukan oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) salah satunya adalah dengan Kegiatan Magang. Untuk kali ini Magang dilakukan pada Sentra Ikat Jumput. Tujuan dari Magang ini antara lain untuk menambah pengetahuan dan pemahaman tentang kualitas, teknis mendesain dan pewarnaan alam produksi Ikat Jumput dan meningkatkan kemampuan manajemen usaha bagi UKM. Kegiatan Magang Batik ini diikuti oleh ketua masing-masing kelompok yaitu Ibu Hj. Ismiati, Ibu Fitriyani Samir, dan Ibu Murtiningsih dari UKM Sentra Ikat Jumput Kelurahan Kedungdoro Kecamatan Tegalsari.
Kegiatan Magang dilaksanakan selama 3 hari, dimulai dari tanggal 14 s/d 16 April 2014. Adapun lokasi Magang ini dilaksanakan di Industri Batik Saji di Jl. Lintas Selatan RT.3 RW.1 Dusun Rejoso, Desa Sukoharjo, Kabupaten Pacitan. Dalam pelaksanaan magang ini UKM Ikat  Jumput Surabaya mendapat berbagai teknik maupun seni Ikat Jumput yang baru terutama terkait dengan teknik pewarnaan alam.
Para peserta sangat antusias dalam mengikuti magang batik ini dan mengharapkan pada tahun depan dapat dilaksanakan dalam waktu yang lebih lama. Setelah mengikuti kegiatan magang ini, maka diharapkan pengetahuan seni ikat jumput UKM akan bertambah dan hal – hal yang belum dapat dikembangkan nantinya dapat diaplikasikan guna menambah nilai jual produksi Ikat Jumput.

http://disperdagin.surabaya.go.id/kampung/index.php/2014/05/sentra-ikat-jumput-magang-ke-pacitan/

BATIK LOROK PRODUK UNGGULAN UKM KABUPATEN PACITAN

Usaha Kecil Menengah (UKM) dapat dikatakan sebagai pilar perekonomian bangsa. Dalam UKM inilah yang menyediakan kesempatan kerja lebih luas bila dibandingkan dengan usaha besar dan menjadi pendukung perekonomian nasional. Disamping itu UKM terbukti sebagai usaha ekonomi kerakyatan yang mampu bertahan di tengah badai krisis perekonomian. Hal itu terbukti ketika terjadi krisis banyak usaha besar yang gulung tikar dan melakukan PHK besar-besaran karena tidak mampu bertahan, sedangkan UKM meskipun berjalan sedikit tertatih namun masih mampu berdiri dan lolos dari badai krisis tersebut. UKM mampu survive karena tidak memiliki utang luar negeri, tidak banyak utang ke perbankan, menggunakan input lokal dan berorientasi ekspor. Oleh karena itu UKM perlu untuk dikembangkan dan terus diberdayakan agar tetap hidup dan memperkuat perekonomian nasional.
Demikian halnya dengan UKM di daerah seperti di Kabupaten Pacitan. Di Kabupaten Pacitan sendiri terdapat berbagai macam jenis UKM yang sedang berkembang, diantaranya adalah kerajinan batik lorok, kerajinan batu akik, batu mulia, produksi gula merah, olahan ikan, gerabah, olahan kayu, olahan ketela dan anyaman bambu. Diantara UKM-UKM tersebut yang menjadi produk unggulan Kabupaten Pacitan adalah kerajinan batik lorok. Produk ini menjadi unggulan karena memanfaatkan bahan lokal, corak lokal, ramah lingkungan, mencirikan identitas Pacitan dan mulai dikenal luas oleh masyarakat.
Kerajinan batik lorok ini merupakan produk asli UMKM yang diproduksi di suatu dusun yang berada di sisi timur dari Kota Pacitan yaitu di Dusun Lorok Desa Bogoharjo Kecamatan Ngadirojo. Keunggulan dan ciri khas dari batik tulis ini adalah pewarnaan yang menggunakan bahan alami yang berasal dari akar-akaran, dan kulit pohon lokal. Warna alaminya ini menjadi daya tarik bagi pembeli asing dan dianggap ramah lingkungan. Ciri khas lainnya adalah corak batik lorok yang selalu berupa daun-daun, pohon-pohon atau hewan-hewan yang ada di daerah tersebut.
Saat ini jumlah usaha batik yang ada mencapai 134 unit dan telah menyerap tenaga kerja sebanyak 287 orang. Nilai investasi kerajinan batik di wilayah Lorok ini mencapai 3,4 miliar rupiah dengan nilai produksi sebesar 2,875 miliar rupiah dan nilai bahan baku 1,7 miliar rupiah. Untuk meningkatkan usaha kerajinan batik ini dikelola dalam suatu wadah koperasi yang ada beberapa unit diantaranya Koperasi Wanita Canting Jaya, Koperasi Wanita Balik Puri dan Koperasi Maju Lancar Malika. Koperasi-koperasi tersebut berperan sebagai penyuplai bahan baku serta tempat pemasaran kerajinan batik. Suplai bahan baku sebagian besar didatangkan dari Solo, Yogyakarta dan Bali.
Dengan sistem pewarnaan alami dari akar-akaran dan kulit kayu membuat tampilan batik lorok ini terkesan lembut. Namun demikian, produk yang dihasilkan untuk sementara ini masih mengarah pada pemakaian tradisional seperti kain panjang, jarik, dan baru sebagian kecil yang dijadikan sebagai produk fashion seperti baju. Untuk itu pengembangan inovasi sangat dibutuhkan demi menghasilkan produk batik yang berkualitas, unik, produk turunan batik yang bervariasi terutama fashion dan sesuai dengan permintaan pasar.
Selain masih minimnya inovasi, sampai saat ini produk batik lorok masih terkendala persoalan diantaranya adalah masih terbatasnya upaya promosi, belum seluruh perajin memiliki merek dan hak paten, serta sulitnya infrastruktur untuk menjangkau lokasi sentra batik lorok yang terletak sekitar 40 km sebelah timur dari pusat kota Pacitan. Sehingga meski pun batik ini telah diminati oleh pembeli asing seperti dari India dan Jerman namun mereka masih kesulitan untuk mendatangi dan memesan langsung ke sentra batik lorok.
Kendala pemasaran ini menyebabkan batik lorok belum mampu menjangkau pasar yang jauh lebih luas. Gedung galeri pameran berbagai macam produk unggulan UMKM di Kabupaten Pacitan yang dulu berfungsi sebagai tempat promosi dan sentra oleh-oleh khas Pacitan termasuk batik, kini tidak lagi berfungsi sebagaimana mestinya. Karena kurangnya perhatian dari pemerintah daerah maka gedung tersebut dibiarkan terlantar tanpa dipelihara dengan baik. Padahal sebenarnya gedung tersebut merupakan aset penting daerah dan memiliki peran utama untuk promosi.
Namun demikian pemerintah daerah tidak hanya membirkan perkembangan UKM di Pacitan jalan di tempat. Pemerintah melakukan terobosan lain untuk usaha pengembangan UKM ini diantaranya adalah dengan meluncurkan program One Village One Product (OVOP).
OVOP merupakan pendekatan program pengembangan produk unggulan daerah serta meningkatkan nilai tambah produk dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam wadah koperasi dan UKM (KUMKM). Komoditas UKM yang dikembangkan melalui OVOP yang dikelola koperasi ini antara lain batik, produk batu mulia, gula merah, olahan ikan, gerabah, olahan kayu, olahan ketela, dan anyaman bambu. OVOP memiliki prinsip local but global, sehingga diharapkan melalui program ini produk-produk lokal Pacitan dapat berkembang dan mampu menembus pasar global.
Batik lorok yang dikembangkan melalui OVOP ini diharapkan mampu meningkatkan produksinya dan memberi nilai tambah kepada para perajin. Program ini juga mendapat perhatian dari pemerintah pusat terutama dari Kementerian Koperasi dan UKM. Pemerintah pusat sangat mendukung program tersebut dan akan berperan aktif mengoptimalkan produk batik dari Pacitan. Kementerian Koperasi dan UKM menyatakan, siap membantu produk OVOP Pacitan yang dikelola koperasi dari mulai bantuan permodalan, pelatihan, promosi serta pemasaran. Selain itu pemerintah pusat juga melakukan perkuatan pembiayaan kepada beberapa koperasi untuk meningkatkan permodalan, diantaranya dengan menyerahkan bantuan pengadaan sarana peralatan produksi batik tulis kepada Koperasi Wanita Batik Puri, bantuan permodalan kepada Koperasi Maju Lancar Malika. dan bantuan perkuatan modal kepada Koperasi Wanita Canting Jaya.
Dukungan pemerintah pusat juga diberikan dengan memfasilitasi pemasaran dan promosi di UKM Gallery Jakarta. Batik tulis lorok dari Pacitan kini telah dipajang di gallery UKM gedung Smesco Indonesia Jakarta. Dengan demikian maka pemerintah dan perajin juga semakin optimis bahwa dengan mengoptimalkan produksi dan dukungan promosi dari pemerintah pusat maka komoditas ini akan dikenal secara nasional bahkan internasional.
Meskipun demikian, dari pemerintah daerah serta masyarakat Pacitan sendiri juga harus tetap memberikan perhatian kepada produk unggulannya tersebut. Diantaranya adalah menggunakan seragam batik bagi pegawai pemerintahan serta siswa-siswa sekolah mulai tingkat TK, SD, SLTP dan SLTA di hari-hari tertentu. Selain itu bagi masyarakat biasa batik juga sudah mulai menjadi tren fashion yang diminati dengan berbagai corak dan motifnya. Dengan demikian selain berpartisipasi melestarikan kekayaan daerah, masyarakat juga telah mendukung terhadap upaya pemasaran produk batik lokal.

LENSAINDONESIA.COM:


Menteri Koperasi usaha Kecil dan menengah (Menkop UKM), Syarif Hasan meresmikan pusat perdagangan grosir bernama “Sentra Kulakan Posdaya” di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, Jumat (12/10/2012).
Peresmian yang digelar secara sederhana. Menkop UKM Syarif Hasan berserta rombongan yang hadir di lokasi acara sekitar pukul 13.00 WIB disambut tarian khas daerah setempat dan kemudian menggelar sesi dialog dengan puluhan perwakilan koperasi serta pedagang se-Kabupaten Pacitan.
“Pendirian sentra kulakan melalui program Pos Pemberdayaan Masyarakat (Posdaya) ini bertujuan untuk menumbuhkan peluang serta kesempatan ekonomi di sektor perdagangan untuk kelompok UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah),” katanya di sela acara dialog di depan ruko sentra kulakan posdaya yang berlokasi di Jalan Basuki Rahmat, Desa Tanjungsari, Kecamatan Pacitan.
Selain di Pacitan, sentra kulakan posdaya juga didirikan di dua lokasi lainnya di Yogyakarta. Dalam sambutannya, Menteri Syarif Hasan sempat menguraikan latar belakang dan tujuan pendirian sejumlah sentra kulakan berbasis pemberdayaan masyarakat tersebut.
Menurut dia, pusat perdagangan yang menyediakan aneka kebutuhan dengan harga grosir tersebut lebih diorientasikan untuk memasok barang dagangan ke para pedagang ataupun kelompok UKM dengan modal cekak atau pas-pasan.
“Melalui sentra kulakan posdaya ini nantinya pedagang yang tidak memiliki modal bisa belanja dengan penjamin Bank UMKM di provinsi masing-masing,” terangnya.
Namun, lanjut dia, program permodalan lunak untuk pedagang kecil dan menengah tersebut bukan untuk UKM, warung, ataupun pertokoan yang tidak bisa dijamin/tidak diberi pinjaman permodalan oleh bank umum (“bankable”).
Lebih dari itu, kata Menteri, program tersebut dimaksudkan untuk memberdayakan pedagang kecil maupun sektor UKM sehingga mereka bisa tetap eksis (bertahan), melakukan kegiatan ekonomi, serta mendapatkan penghasilan.
Menkop UKM menjelaskan bahwa upaya tersebut harus terus didorong untuk membantu menekan kemiskinan yang tengah diperangi pemerintah, terutama untuk memberdayakan ekonomi masyarakat melalui pembukaan warung-warung dalam jaringan sentra kulakan posdaya.
Saat ini, di Kabupaten Pacitan telah ada sekitar 100 warung yang masuk dalam jaringan posdaya. Selain melalui jaringan, upaya pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan ekonomi itu dilakukan dengan cara memberikan kredit atas barang-barang dagangan dari sentra kulakan posdaya.
Bertindak selaku penjamin adalah Bank UMKM Jatim. Harga barang-barang di pusat grosir sendiri juga lebih murah dari barang sejenis di pasaran.
Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kabupaten Pacitan, Hery Purwanto mengatakan, prioritas pelayanan di fasilitas baru itu adalah perkulakan.
Meski tidak menutup layanan pembelian secara eceran, Hery memperkirakan di seluruh wilayah Kota Pacitan ada lebih dari seribu warung. “Sementara yang sudah terdata baru warung-warung dari enam desa di Kecamatan Pacitan. Tapi nanti seluruh Kabupaten Pacitan,” ujarnya.@LI-13/ant

Senin, 12 Januari 2015

Industri Batu Mulia Di pacitan

Geliat industri UKM kini semakin menjalar hampir di seluruh wilayah Indonesia, dan salah satunya berada di daerah Pacitan, Jawa Timur. Menjadi salah satu bagian di Provinsi Jawa Timur, Pacitan menyimpan berjuta potensi daerah yang mampu meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. Misalnya saja seperti sentra industri kerajinan yang mampu menghasilkan aneka karya menawan dengan ciri khas Pacitan. Kota yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Ponorogo di sebelah utara, Kabupaten Trenggalek di sebelah Timur, Kabupaten Wonogiri di sebelah barat, dan Samudera Indonesia di sebelah selatan ini, kini telah memiliki sekitar 3.256 pelaku industri. Dan beberapa dari jumlah tersebut tidak hanya dikenal di tingkat lokal saja, tetapi mampu menembus pasar nasional bahkan internasional. Untuk mengetahui potensi apa saja yang bisa kita gali dari tanah kelahiran Bapak Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono ini, berikut kami informasikan beberapa industri kerajinan serta objek wisata alam yang bisa kita kembangkan sebagai peluang usaha. Potensi Batik Tulis Siapa sangka bila kabupaten Pacitan memiliki motif batik yang berhasil mendunia. Beragam motif yang dihasilkan pengrajin batik Pacitan yaitu bunga coenrad, daun ketela, kupu-kupu, ikan laut, ikan air tawar serta motif flora dan fauna lainnya. Selain itu, ada juga beberapa pilihan jenis kain batik, seperti kain batik tulis biasa dan batik tulis dengan bahan pewarna alami (memanfaatkan warna daun mahoni, daun kopi, daun mangga, akar pace, kulit jambal dan daun indigo). Dari warna-warna alami itulah dihasilkan batik dengan warna yang terang, tidak seperti batik kebanyakan yang identik dengan warna hitam dan cokelat. Jenis kain-kain ini dibandrol dengan harga Rp 400 ribu sampai Rp 450 ribu perpotong (panjang 2.45 m). Pemasarannya pun sudah memasuki Jakarta, Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Bali hingga mancanegara seperti Singapura. Industri Kerajinan Batu Mulia Wanita mana yang tidak tertarik melihat aksesoris seperti cincin, giwang, dan kalung, apalagi seluruh aksesoris tersebut terbuat dari batu mulia yang pasti memiliki nilai keindahan tersendiri. Inilah salah satu hasil karya dari industri daerah Pacitan yang cukup terkenal. Tidak hanya itu saja, kerajinan batu mulia juga dibentuk menjadi beragam pajangan unik yang berfungsi untuk mempercantik sudut-sudut ruangan. Sentra bisnis kerajinan batu mulia sendiri terletak di Desa Wareng, Kecamatan Punung yang berada 30 km ke arah barat dari pusat kota Pacitan, serta ada juga yang terletak di Desa Sukodono serta Desa Gendaran, kecamatan Donorojo yang berjarak 45 km ke arah barat dari alun-alun kota Pacitan. Harga yang ditawarkan pun bervariasi, misalnya barang-barang berupa cincin, giwang dan liontin dijual dengan harga paling murah Rp 50.000,00/buah sedangkan untuk pajangan dijual dengan harga Rp 70.000,00 hingga Rp 15 juta/buah. Harga tersebut tergantung bentuk dan ukuran yang dipesan. Bahan baku yang digunakan untuk membuat berbagai macam kerajinan batu mulia antara lain dari batu jasper, marmer, kalsedon, dan feldspar yang diambil dari daerah sekitar sentra atau daerah perbukitan lainnya di Pacitan. Pemasaran batu mulia sendiri dilakukan dengan cara mengikuti event-event pameran di daerah pacitan dan beberapa daerah di Jawa timur. Selain itu mereka juga melayani pesanan dari luar kota diantaranya Jakarta, Surabaya, Yogyakarta dan Bali. Pemesanan dari Bali biasanya mengantarkan produk batu mulia yang di pesan dari Pacitan ke luar negeri seperti Australia, Belanda, dan Perancis. Wisata Alam Pacitanpantai klayar Selain memiliki aneka ragam produk cantik yang dihasilkan dari industri kerajinan, Pacitan juga memiliki potensi keindahan alam yang sangat menawan. Tidaklah heran bila objek wisata alam di Pacitan sendiri kini mulai ramai dikunjungi wisatawan domestik maupun mancanegara. Sebut saja seperti Pantai Teleng Ria, Pantai Srau dan Pantai Klayar yang akan memanjakan para wisatawan dengan sapuan ombak dan angin pantainya yang sangat sejuk. Kemudian ada juga Goa Gong dan Goa Tabuhan yang akan membuat pengunjungnya takjub dengan keindahan stalagmit dan stalagtit yang konon mendapat predikat “Terindah” di kawasan Asia Tenggara. Setelah menikmati keindahan pantai dan Goa di kabupaten Pacitan, sebagai kunjungan terakhir Anda dapat menikmati pemandian air hangat di Kecamatan Arjosari yang kurang lebih berjarak 15 km dari kota Pacitan. Pemandian ini dinamakan “Tirto Husodo”, disini Anda akan dimanjakan dengan air hangat yang berasal dari mata air yang masih menyimpan berbagai khasiat dan manfaat bagi kesehatan dan kebugaran tubuh. Di tempat ini tersedia dua tempat berendam, dua buah kolam renang dan tempat penginapan. Ini merupakan pilihan yang tepat bagi Anda yang lelah berkeliling ke beberapa obyek wisata yang ditawarkan kabupaten Pacitan. Semoga adanya informasi ini bisa memberikan manfaat bagi para pembaca serta memberikan inspirasi baru bagi para pencari peluang bisnis di seluruh penjuru negeri. Maju terus UKM Indonesia dan salam sukses.